post.png
tol_belmera_1.jpg

Menyoal Pelayanan Jalan Tol Belmera

POST DATE | 23 Juli 2017

Tujuan penyelenggaraan jalan tol adalah meningkatkan efisien dan efektivitas  pelayanan jasa distribusi guna mendorong pertumbuhan dan akselarasi ekonomi. Proses efisiensi dan efektivitas pelayanan didapatkan tentu mestilah memperhatikan perkembangan wilayah dan rencana induk jaringan jalan.

Pada suatu sistem jaringan jalan tol kelambatan atau kemacetan sering terjadi di pintu gerbang keluar/masuk, khususnya pada arah yang menghadapi pelayanan pembayaran tol. Oleh sebab itu pengguna jalan tol perlu mendapatkan pelayanan yang baik dan prima serta memuaskan.

Gerbang Tol Tanjung Morawa dan Belawan, merupakan salah satu pintu masuk bagi kendaraan yang akan memasuki ataupun keluar dari kota Medan, dan Gerbang Tol Belawan arus kendaraan yang banyak dilalui kendaraan besar (truk) yang akan memasuki atau keluarnya barang untuk menuju kota Medan dan Pelabuhan Belawan.

Merujuk Indra Jaya Pandia (2010) dengan dinamika yang ada menunjukkan perlu ada usaha mengantasipasi dan mencari solusi terjadinya antrian panjang. Tingkat kinerja gerbang tol Tanjung Morawa dan gerbang tol Belawan, perlu pula dinaikkan. Bahkan Indra Jaya Pandia (2010) mempertanyakan dengan kondisi terkini, apakah masih memadai untuk melayani pemakainya atau untuk melihat kemampuan pelayanan gerbang tol saat ini dan juga ditahun-tahun mendatang dalam menghadapi lonjakan arus jalan tol.

Marthyn Hutahaean (2007) telah melakukan kajian secara khusus mengenai pelayanan gerbang tol Tanjung Morawa. Tol Tanjung Morawa merupakan salah satu pintu masuk bagi kendaraan yang akan memasuki ataupun keluar dari kota Medan. Dari tahun ke tahun sejak mulai dioperasikannya jalan tol ini tahun 1986 pertumbuhan lalu lintasnya meningkat dengan cukup besar sehingga sering terjadi antrian yang panjang pada gerbang tol terutama pada jam-jam sibuk. Waktu itu, kondisi ini masih bisa diatasi karena saluran/gardu pelayanan yang ada masih mencukupi. Masalahnya kajian itu memang dilakukan sebelum Bandar Udara KNIA beroperasi. Sesuatu keadaan yang kini tentu jauh berbeda.

Bertaut kelindan dengan kajian itu, kini, pasca-operasi bandara KNIA, kapasitas gerbang tol Belmera dengan tingkat kedatangan kendaraan jelas mengalami lonjakan arus jalan tol. Kondisi itu tentu berkah bagi pengelola jalan tol Belmera. Tetapi masalahnya, berkah itu terhalang karena tingkat pelayanan dan kemampuan gerbang dalam pelayanan gerbang tol saat ini mengalami stagnasi.

Yang paling terasa adalah kualitas kapasitas dan tingkat kinerja gerbang tol Tanjung Morawa. Gerbang tol Tanjung Morawa yang merupakan salah satu pintu masuk bagi kendaraan yang akan memasuki ataupun keluar dari kota Medan sangat rawan dengan kemacetan.

Banyak sudah keluhan dan umpatan dari pengguna jasa jalan tol terkait dengan posisi rawan macet terkhusus pintu tol Tanjung Morawa. Betapa tidak, dari beberapa pengalaman para pengendara, kemacetan bisa saja terjadi waktunya satu sampai dua jam. Atau jarak tempuh kemacetan bisa pula satu sampai dua kilometer.

Beroperasinya KNIA memang pertumbuhan lalu lintasnya jalan tol jauh meningkat besar sehingga sering terjadi antrian yang panjang pada gerbang tol terutama pada jam-jam sibuk. Masalahnya kondisi ini sepertinya belum bisa diatasi, karena saluran/gardu pelayanan yang ada tidak lagi memadai (minim). Tidak seimbang arus lonjakan antara pengguna jasa jalan tol dengan gardu/pintu jalan tol.

Pastinya, terlihat bahwa pengelola jalan tol, terkesan tidak siap melayani lonjakan arus jalan tol. Terbukti kemampuan pelayanan gerbang tol saat ini mengalami penurunan kualitas pelayanan. Dampak arus lonjakan pengguna jalan tol, memang membawa berkah bagi pengelola jalan tol. Tetapi bagi pengguna jalan tol seperti musibah. Karena pelayanan pintu tol biasanya ramah dan lalu lintasnya lancar, kini terasa seperti mengurai benang kusut. Langkah untuk mengurangi juga terasa sangat lamban?

Hambatan dan Bayar

Pengguna jalan tol perlu mendapatkan pelayanan yang baik. Jalan tol merupakan jalan bebas hambatan bagi kendaraan bermotor yang kepada pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol sesuai dengan jarak yang ditempuhnya. Di saat bersamaan ternyata sistem jaringan jalan tol mengalami kelambatan atau kemacetan khususnya di pintu gerbang keluar/masuk, khususnya pada arah yang menghadapi pelayanan pembayaran tol atau pengambilan tiket masuk tol.

Pengaduan yang ada menunjukkan kapasitas gerbang tol adalah komponen antrian, diantaranya panjang antrian bisa mencapai satu sampai dua kilomenter dan waktu antrian bisa mencapai satu sampai dua jam. Pertanyaan adalah parameter antrian dari sisi panjang antrian dan waktu antrian, masih memenuhi Standar Pelayanan Minimum Jalan tol. Mengapa tidak diantisipasi sejak dini usaha untuk meningkatkan pelayanan gerbang, misalnya dengan meminimumkan waktu pelayanan, menambah pintu tol dan penerapan gardu sistem tandem.

Ekses kemacetan di pintu tol gerbang selain dirasakan pengguna umum adalah calon penumpang pesawat di bandara KNIA, karena kalau terlambat naik pesawat tiketnya bakal hangus? Lalu, dalam kondisi seperti itu siapa yang mesti dapat dimintai pertanggungjawaban? Jawaban kunci adalah pengelola jalan tol Belmera harus segera berbenah. Segera cari solusi agar mobilitas sosial-ekonomi tidak terhambat gara-gara pengelola Belmera mengalami ketidaksiapan mengantisipasi perkembangan dan kemajuan pembangunan.

Optimalisasi Fungsi

Pengelola jalan tol harus melakukan optimalisasi fungsinya sebagai pembangun sektor ekonomi masyarakat. Fungsi jalan tol tidak sekadar mengurangi kemacetan tapi dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang lain. Pengelola jalan tol mesti dan diharapkan dapat menjawab tantangan perkembangan dan mengimbangi volume kendaraan yang keluar masuk jalan tol. Jalan tol sangat berperan dalam kelancaran arus lalu lintas.  Akan tetapi, bila jumlah pintu. layanan tidak dapat menampung permintaan yang ada, maka akan terjadi antrian yang sangat panjang.

Terkait dengan pelayanan jalan tol Marthyn Hutahaean (2007) pernah mencoba mengukur pelayanan jalan tol ini. Hasil ideal diperoleh volume maksimum sebesar 570 kendaraan/jam, panjang antrian adalah 2 kendaraan atau 5 meter, waktu pelayanan maksimum adalah 12 detik dan waktu rata-rata maksimum yang diperlukan kendaraan menunggu dalam antrian adalah 20,73 detik.

Dengan mengambil suatu parameter antrian, input data tingkat pelayanan didapat jumlah kendaraan yang dapat dilayani untuk tiap gardu yang beroperasi adalah 336 kendaraan/jam tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimum Jalan tol < 300 kendaran/jam per gardu. Dapat juga disimpulkan usaha untuk meningkatkan pelayanan gerbang adalah dengan meminimumkan waktu pelayanan, menambah pintu tol dan penerapan gardu sistem tandem.

Karena itu menurut kajian Nur Ali dan David Ferdi (2012) analisis prediksi untuk 10 tahun ke depan yaitu volume maksimum sebesar 2241 kendaraan/jam. Seterusnya, panjang antrian adalah 8 kendaraan atau 30 meter. Waktu pelayanan maksimum adalah 6 detik dan waktu rata-rata maksimum yang diperlukan kendaraan menunggu dalam antrian adalah 50 detik. Penggunaan 3 pintu tol masih mampu melayani kendaraan dengan cukup lancar dan belum perlu penambahan pintu tol.

Ternyata tidak perlu menunggu sampai 10 tahun, pintu tol Tanjung Morawa telah terbirit-birit melayani lonjakan pengguna jasa jalan tol. Kasus macet di pintu gerbang masuk dan keluar telah terbentang. Pengelola seperti terseok-seok mencari solusinya. Itu bermakna, perlu segera dilakukan penambahan pintu. Tidak ada cara lain!

Mengutip Fajri Satria Hidayat (Kompasiana, 18 Apr 2014) Jalan tol saja tidak mengurangi kemacetan tapi dapat memberikan solusi bagi permasalahan yang lain. ”Sambil menyelam, minum air” begitu pepatah mengatakan. Tetapi sepertinya di zaman sekarang tidak hanya minum air, tetapi diharapkan bisa bermain bersama ikan-ikan. Bahkan melihat karang sekalian.

Itu artinya banyak hal yang bisa dilakukan dalam pengerjaannya agar kegiatan yang dilakukan memiliki kebermanfaatan dan berfungsi secara optimal. Dengan dibangunnya tol, industri ekonomi yang lain meningkat. Pembangunan jalan tol membutuhkan kerjasama yang baik antar-pihak terkait, agar tepat sasaran penggunaannya. Semoga!***

 

========

Sumber: http://harian.analisadaily.com



Tag: , Pelayanan,

Post Terkait

Komentar