post.png
internet_sehat.png

Merawat Facebook Sehat

POST DATE | 08 Juli 2017

JEJARING sosial bernama facebook kini betul-betul membuat demam warga jagat bumi. Tak dapat dibayangkan kekuatan jaringan facebook untuk menggalang ratusan ribu, bahkan jutaan manusia untuk menggerakkan revolusi Tunisia, Mesir, Libya dan Suriah. Facebook booming karena situs ini menawarkan sesuatu hal yang komplit sebagai tempat kongkow dan ngobrol bareng dengan teman lewat dunia maya.

Tidak kurang dari Presiden AS Barack Obama dan Presiden Perancis Nicholas Sarkozy menggunakan facebook sebagai cara untuk mengatur dan memobilisasi pendukung mereka. Mereka adalah orang yang menggunakan facebook sebagai platform untuk membangun dan mengatur jaringan organisasi. Di Indonesia tentu belum kering ingatan publik tatkala muuncul gerakan sejuta dukungan antikriminalisasi pimpinan KPK (Bibit-Chandra) dan dukungan untuk Prita Mulayasari.

Suka atau tidak suka, tetapi perkembangan facebook yang luar biasa, khususnya di Indonesia, telah membuat "kecanduan atau demam" para penggunanya. Dominasi friendster sebagai situs jejaring sosial yang cukup populer beberapa tahun lalu kini digeser oleh facebook, sebuah situs jejaring sosial yang bisa disebut minimalis dari segi desain tapi kaya akan fitur dan pendukung.

Facebook adalah situs web jaringan sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan Mark Zuckerberg. Beliau seorang lulusan Harvard dan mantan murid Ardsley High School.

Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.

Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya (Abdul Malek, 2007).

Catatan terpenting soal facebook, jejaring sosial ini menawarkan kemudahan bagi siapapun untuk mendapatkan informasi apapun yang sedang terjadi di komunitas. Sehingga siapa, kapan dan di mana saja bisa dengan mudah berkomunikasi satu sama lain.

Jejaring sosial bernama facebook telah mengantar manusia dalam jaringan dengan fasilitas lebih komunikatif dan interaktif. Pengguna facebook dapat memilih untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan sekolah tingkat atas, perguruan tinggi, tempat kerja, atau wilayah geografis.

Namun, seperti halnya situs jejaring sosial lainnya, maka penggunaan facebook pun tetap harus memperhatikan etika yang ada, sehingga apa-apa yang dilakukan di facebook tidak menimbulkan keresahan atau tidak enak dipandang oleh pengguna lainnya. Facebook memang berada di dunia maya. Melalui facebook bertemu orang dan bersosialisasi lewat dunia maya. Ya…manusia berdomisili di alam non-nyata. Berbeda dengan kehidupan nyata laiknya ada jabat tangan, saling merasakan, dapat bertemu muka, dan lainnya.

Masalahnya, apakah karena cuma sebatas di dunia maya, facebooker dapat begitu saja untuk berbuat atau menulis tanpa memahami etika sosial? Facebook meski berada di dunia maya, ternyata menyangkut tata krama atau tertib sosialnya tidaklah jauh berbeda dengan kehidupan nyata. Pemilik akun facebook sama persis seperti mengelola sebuah rumah. Facebook adalah terasnya sebuah rumah, posisinya berada paling di depan.

Jadi, kalau teras rumah rapi, ditata apik, dan bersih, tentu itu merupakan cerminan dari suasana batin dan hati si pemilik rumah. Sebaliknya, kalau pemilik rumah tidak merawat teras rumahnya, kursi tidak diletakkan pada posisi seharusnya. Bunga tidak disiram atau tata letaknya berantakan, pertanda si pemilik rumah bukan orang yang telaten dan menghargai anugrah yang diberikan kepadanya. Begitu pula facebook, kalau status atau gambarnya, tidak memperhatikan etika yang mungkin mengganggu pengguna lainnya, memang itulah karakter aslinya.

Saat menulis atau membuat status, mengomentari status orang lain, mengunduh gambar harus didudukan facebook sebagai sarana sosial. Tentu banyak rambu, etika atau tata krama yang seharusnya dipatuhi agar aktifitas dalam ber-facebook terasa lebih ramah, lebih sehat, menyenangkan, dan agar tidak mengganggu orang lain serta menjaga martabat diri sendiri.

Tampilan seseorang difacebook sesungguhnya mewakili sikap kecerdasan emosional, spiritual, intelektual dan sosialnya. Dengan begitu sangat identiklah kalau facebook adalah simbol dari sikap karakter sesungguhnya dari si pemilik akunnya.

Misalkan si pemilik akun termasuk orang yang sering sekali mengupdate status dan memasang status yang mungkin terlihat "mengganggu" bagi orang lain. Karena facebook berada di ruang terbuka, kalau misalnya seseorang suka mengeluh, sebaiknya jangan tuliskan keluhan yang sifatnya sangat pribadi. Karena mungkin bukan simpati yang didapatkan tapi bisa jadi yang bersangkutan dikenal sebagai orang yang "cengeng".

Kemudian, membuat dan bergabung dengan group yang dapat meresahkan. Facebook memang berada di ruang bebas dan terbuka dan terkadang karena sebab itulah facebook dimanfaatkan oleh beberapa kalangan untuk membuat group yang menyuarakan aspirasi dan kepentingan mereka. Cuma seringkali grup itu terkesan menyudutkan orang lain atau hanya sekadar fitnah belaka. Mencaci atau membuka aib orang lain, kelompok atau organisasi lain. Sebaiknya pula hindari untuk membuat dan bergabung dengan grup seperti itu.

Atau, melakukan kecerobohan yang terencana. Mengaku sakit kepada teman sekerja. Lalu, karena iseng dan ceroboh maka dicoba buka facebook. Tanpa sadar mengupdate status setiap beberapa menit, seperti sekarang sedang sarapan, sedang makan es krim, main video game atau yang lainnya. Yang seperti itulah yang disebut kecerobohan yang terencana karena bisa jadi bos atau rekan kerja di kantor mengawasi facebooknya.

Penting pula dipertimbangkan, kurang elok kalau menampilkan nama, status, foto palsu si pemilik akun. Sangat susah mengidentifikasi identitas seseorang kalau yang ditampilkan bukan identitas diri sesungguhnya si pemilik akun facebook. Facebook seperti juga situs jejaring sosial lainnya memang seperti rimba belantara yang liar. Tetapi dunia maya dikelola dan dikendalikan manusia.

Kalau manusianya diisi orang baik tentu situs jaringan sosial juga pasti baik. Itu tak dapat dimungkiri. Kalau si pemilik akun ramah, tentu itulah wajah aslinya. Sebaliknya kalau si pemilik akun kasar, tentu itu jugalah wajah asli si pemilik akunnya.

Situs jaringan sosial harusnya adalah media untuk pembelajaran, berdebat atau berdiskusi tentang apa saja. Tempat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih, media mencerdaskan dan membangun silaturahim antarmanusia meski berada di belahan daerah atau kota, bahkan Negara lain.

Prinsipnya membuat atau menulis status, mengunduh gambar apapun boleh saja. Tetapi facebook adalah taman atau ruang terbuka, persis etalase tembus pandang, dapat diakses secara mudah oleh siapa, di mana, kapan saja. Dalam hitungan detik mudah keluar dan tersebar ke mana saja.

Lalu, mengapa mengumbar sesuatu yang tidak sehat, kalau itu justru menunjukkan kelemahan pribadi si pemilik akun?

Lalu, bagaimana pula kalau si pemilik akun justru menampilkan foto anak-anak, wajah orang lain, atau binatang sebagai foto profile. Baik juga dipertimbangkan, jika ada yang minta pertemanan dari seseorang yang sama sekali tidak anda kenal bahkan sama sekali tidak juga menjalin hubungan pertemanan dengan teman lainnya sebaiknya batalkan atau abaikan saja.

Yups…daripada bingung, langsung saja pencet tidak terima (reject). Begitupun selanjutnya, kalau yang ini terserah pembaca sajalah..!!

 

========

Sumber: Medan Bisnis, 11 Pebruari 2012

 



Tag: , ,

Post Terkait

Komentar