post.png
pesta-diskon-ratakan.jpg

Oh... Pesona Diskon

POST DATE | 09 Juli 2017

Jelang momen hari raya besar keagamaan mulai Lebaran, Natal dan Tahun Baru banyak digunakan pebisnis mal, swalayan, factory outlet (FO) untuk melakukan perang obral dan potongan harga (diskon ) besar-besaran mulai 10-80 persen. Siapa yang tak tergiur dengan pesona tawaran diskon di mana-mana? Apalagi kalau besarnya sampai 80 persen?

Tradisi trik “perang diskon” untuk menarik perhatian pengunjung ini merupakan salah satu strategi bisnis dalam upaya meningkatkan penjualan. Iklan berbagai produk dengan harga murah itu kini makin marak dan tampaknya menjadi tren pebisnis dalam upaya meningkatkan hasil penjualan, yang pada akhirnya meningkatkan keuntungan.

Bahkan beberapa di antaranya memberikan bonus dan obral gila-gilaan yang menggiurkan konsumen dalam sebuah paket bernama  “diskon” atau “potongan harga” atau “promo” atau “Sale”.

Pada episode ini pedagang akan memberikan iklan yang super heboh untuk memprovokasi pembeli. Beberapa di antaranya berbunyi seperti ini “diskon gila-gilaan”, “diskon besar-besaran”, “diskon setinggi-tingginya”, “diskon jumbo” bahkan ada yang mengatakan “harga dibanting sehancur-hancurnya”. Sungguh memesona, bukan?

Apalagi ketika dihadapkan dengan penjaga kios yang cantik jelita, suara nan lembut dan paras cantiknya mampu membutakan konsumen untuk tergiur membeli barang dagangannya. Begitupun, tetap hati-hati jangan mudah tergoda oleh pesonanya karena jika tidak kuat menahan godaan itu, kantong dapat kebobolan akibatnya…! 

Nah, maraknya diskon besar-besaran yang dilakukan mal serta isi iklan yang memuat pernyataan, janji produk, hingga menawarkan harga paling murah menjelang hari raya keagamaan ternyata perlu diwaspadai. Pemerintah dalam hal ini dituntut untuk meningkatkan pengawasan. Memang tidak salah strategi bisnis jitu yang dilakukan pengusaha untuk meningkatkan penjualan.

Masalahnya, strategi bisnis melalui obral, diskon besar-besaran dan isi iklan harga murah di media massa rentan menyesatkan dan menjebak konsumen. Sudah ada peralihan dari strategi bisnis ke penipuan. Menjebak dan menyesatkan karena pebisnis berani memberikan harga murah. Trik itu kini makin banyak digunakan pebisnis adalah melalui promosi harga murah lewat iklan.

Upaya mengelabui konsumen dilakukan umumnya bermain kata-kata dan mencantumkan produk dengan harga paling murah dari produk yang ditawarkan mal/toko lain. Kenyataannya harga yang ditawarkan tidak demikian. Masyarakat yang tidak teliti banyak terkecoh karena permainan kata-kata dan syarat tertentu.

 

========

Sumber: 31 Juli 2012

Dalam banyak kasus, produk yang ditawarkan memiliki standar kualitas yang tidak baik seperti kedaluwarsa pada produk makanan, sudah menaikkan harga pokok baru diberikan diskon pada produk elektronik, hingga menjual barang rusak secara obral pada produk pakaian.

Diskon yang bisa menggiurkan masyarakat konsumen ini memang banyak dikeluhkan karena permainan harga ini mengarah kepada upaya mengelabui masyarakat. Seringkali terjadi bentuknya diskon yang sebenarnya bukan pengurangan harga. Karena harga pasti (harga jual) sudah dinaikkan lebih dulu kemudian dipotong dengan persentase tertentu. Misalnya, harga baju semula Rp75.000, dinaikkan menjadi Rp100.000. Kemudian didiskon 25 persen maka harga ini akan kembali menjadi Rp75.000.

Sanksi Pidana dan Denda

Obral dan perang diskon yang diadakan menjelang hari raya, tahun baru maupun pada pembukaan supermarket, toko maupun mall, perlu dibatasi dan diawasi pemerintah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari penipuan atau pengelabuan masyarakat akibat perang diskon yang diselenggarakan pedagang. Berdasarkan Pasal 18 UU Perlindungan Konsumen upaya mengelabui itu dapat dihukum dengan pidana penjara 2 (dua) tahun atau denda Rp500 juta.

Pemerintah perlu turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan. Pengawasan tidak cukup fokus pada produk kedaluwarsa maupun izin edar saja, diskon yang menyesatkan, dan promosi isi iklan di media massa yang tidak cocok dengan kenyataan juga harus mulai diprioritaskan. Di sisi lain, masyarakat juga harus makin selektif membaca dan tidak mudah percaya isi iklan.

Praktik lainnya dan juga perlu pengawasan adalah menjual dengan harga pabrik yang juga sudah dinaikkan oleh pedagang sehingga secara luas berdampak kepada pedagang kecil di sekitar supermarket.

Pedagang yang menjual dengan harga pabrikan karena ia bisa memborong barang besar-besaran sehingga ketika dijual dengan harga obral akan mematikan pedagang kecil. Ini tentu saja akan membunuh pedagang eceran di sekitarnya karena masyarakat akan lari dengan harga obral.

Karena itu senantiasa hati-hati, hindari rayuan maut diskon dari toko semisal toko barang (pakaian) branded. Sebab kalau dituruti terus, bisa bikin isi dompet makin tipis, terkuras habis. Ingat, belanja murah belum tentu sama dengan belanja hemat. Jika acara diskon ini hanya berlaku sampai tanggal tertentu. Pasti timbul pikiran, “Kapan lagi bisa beli barang ini dengan harga segini?” Atau, “Jangan-jangan besok barang ini tidak didiskon lagi atau malah sudah dibeli orang. Stok bisa habis, jadi beli aja deh!”

Belajar dari situasi itu perlu formulasi dan informasi peraturan diskon dan itu dapat dilakukan dengan mengadopsi cara pengaturan serupa yang banyak berlaku di luar negeri seperti yang diterapkan di Eropa dan negara maju Asia. Misalnya di Perancis, menerapkan pembatasan diskon. Diskon tak bisa terus-menerus diberikan dan hanya di waktu tertentu disertai rincian harga yang jelas.

Tips Belanja Diskon

Tawaran diskon barang branded memang banyak yang menguntungkan, tapi ada juga yang tidak. Itu sebabnya, perlu dicermati triknya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan saat melihat tawaran diskon seperti dikutip dari (http://mengelolapenghasilan.blogspot.com/2010/05), simak tips berikut:

1. Syarat dan ketentuan berlaku

Hampir setiap diskon termasuk di tempat jual barang branded memiliki syarat dan ketentuan berlaku. Misalnya, diskon tersebut hanya berlaku untuk produk atau tanggal tertentu. Yang perlu Kamu cermati, seringkali syarat dan ketentuan ini ditulis lebih kecil atau malah sangat kecil sehingga terlewat oleh mata yang sudah tertutup dengan besarnya diskon

2. Diskon berbentuk voucher

Tak semua bentuk diskon adalah potongan harga atas total nilai belanja. Ada diskon yang berbentuk voucher belanja senilai sekian persen dari total belanja. Artinya, apa yang dibelanjakan sama sekali tidak mendapat potongan harga alias ternyata harus membayar normal. Sementara voucher belanja tadi, baru bisa digunakan untuk pembelanjaan berikut dan lagi-lagi dengan syarat dan ketentuan berlaku. Jadi, jangan buru-buru langsung membeli barang branded murah, perhatikan lebih detail lagi.

3. Barang Bekas Display

Biasanya, barang yang didiskon habis-habisan di acara cuci gudang adalah barang-barang bekas display (bekas dipajang) atau bahkan barang reject (ditolak toko). Harganya memang bisa turun hingga separuh lebih, karena sudah tak terlalu mulus lagi karena sering dicoba. Barang reject biasanya punya sedikit cacat. Jika berniat membeli barang (sepatu atau baju misalnya) display, coba berjalan beberapa langkah dengan mengenakan barang dulu. Bila tidak ada keluhan, silakan membeli.

4. Sale elektronik, cari di akhir tahun

Karena biasanya di waktu-waktu ini, barang-barang elektronik ikut didiskon bersama produk fashion/baju. Namun, kita sering tidak tahu karena cenderung memilih belanja baju dan makanan atau malah berlibur. Jika terlewat, maka bisa mencoba mencarinya di medio tahun, biasanya April. Di bulan ini, biasanya produk baru akan muncul, sehingga produk lama pun akan didiskon.

5. Beli 2 Gratis 1

Tawaran ini memang menggiurkan karena berarti mendapat tiga barang. Namun, perlu dicermati, apakah barang gratis itu memang bisa diambil bersama dua barang pertama atau tidak. Jika tidak cermat, terpaksa membayar barang ketiga (kecuali telah sadar sebelum barang sampai di kasir). Ini sama halnya dengan dengan tawaran seperti di tempat jual barang (biasanya pakaian) branded ‘beli dua bayar satu’. Yang dimaksud bukanlah harga total dua barang dibagi dua, melainkan harga barang tertinggilah yang harus dibayar.

 

==========

Sumber: Waspada, 31 Juli 2012



Tag: , Pesona diskon

Post Terkait

Komentar