POST DATE | 04 Juli 2017
ARTI dan filosofi rumah bagi tiap orang berbeda-beda. Barangkali ada yang sekadar menganggapnya sebagai tempat berteduh dari panas dan hujan. Atau malah cuma tempat untuk menumpang tidur. Bagi Farid Wajdi, rumah menjadi gambaran watak dan tabiat dirinya sebagai perantauan.
"Saya berangkat dari kampung membawa tradisi berkumpul dan bertandang. Meski sudah lama di Medan, kota yang katanya sedang merangkak menuju metropolitan ini, tradisi itu tak lekang. Bagi saya, rumah menjadi tempat untuk menjalin silaturahmi dan mempererat hubungan dengan keluarga, sanak kerabat, rekan, dan handai taulan," katanya saat berbincang dengan Tribun di kediamannya, Jl Ambai No. 34 B, Medan, Sabtu (22/2) siang.
Dasar pemikiran ini pulalah yang antara lain membuat Farid memutuskan untuk pindah dari rumah lamanya. Rumah itu dirasa kelewat sempit.
=========
Sumber: http://medan.tribunnews.com