Judul buku: Islamisasi Pembangunan
Penulis: Muhammad Syukri Salleh, dkk
Penerbit: UMSU Press
ISBN: 978-602-70330-0-9
Tebal: x +151 halaman
Pemikiran pembangunan Islam adalah wacana yang berkaitan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan. Islamisasi ilmu adalah akarnya dan pemikiran pembangunan adalah buahnya. Dalam pandangan Muhammad Syukri Salleh perlu mewacanakan kedudukan pemikiran pembangunan, apakah dapat dilakukan Islamisasi atau tidak sama sekali (hal. 2).
Ada beberapa masalah yang muncul tatkala memosisikan ilmu sebagai dasar dalam mencapai kebahagiaan manusia. Pertama, banyak ilmuan menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber mutlak ilmu pengetahuan. Kedua, mengabaikan wahyu dan intuisi sebagai sumber asasi. Ketiga, mengabaikan keyakinan sebagai hamba Allah swt. Keempat, banyak intelektual Islam justru masuk perangkap sekularisasi dan liberalisasi (hal. 9). Padahal esensi dasar ilmu pengetahuan Islam hendaknya mengombinasikan akal, wahyu, dan intuisi dalam bingkai ‘aqli dan naqli.
Dimaksudkan dengan Islamisasi adalah suatu cara mengislamkan sesuatu yang ada secara gradual/bertahap, bukan secara sekaligus dan drastis tanpa memungkinkan sub-sistem dan meruntuhkan struktur yang telah ada. Biasanya Islamisasi dilakukan secara akomodatif dan dalam suasana tertentu justru bersifat apologetik. Apabila Islamisasi ini dilaksanakan terhadap pembangunan, maka terjadilah Islamisasi pembangunan (Islamiyyah al-Tanmiyyah atau Islamization of development).
Pemikiran pengislamisasian pembangunan ini sebenarnya telah lama ada. Misalnya dalam bidang ekonomi Islam. Ekonomi diislamkan melalui aliran pemikiran akomodatif-modifikasi dengan eklektisme-metodologik. Model pendekatan yang bersedia menerima dan memperbaiki pemikiran ekonomi non-Islam untuk menjadikannya sebagai ekonomi Islam (hal. 42)
Jika melihat pembangunan dalam kacamata Islam, maka ada 5 (lima) fondasi filosofis yang mesti dimiliki, yakni; tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, khilafah, tazkiyyah an-nas dan al-falah. Kelima fondasi ini merupakan prinsip yang telah melekat dalam Islam dan berasal dari 2 (dua) sumber utama Islam, yaitu al-Quran dan as-Sunnah (hal. 120).
Itulah sebagian isu pemikiran dalam rangka mengislamkan pembangunan. Para penulis berusaha memberi keyakinan tentang pentingnya pemahaman berkaitan dengan posisi ilmu, Islam dan pembangunan.
Ada beberapa wacana dan tema pembangunan Islam yang coba dikaji dalam buku ini. Misalnya; Islamisasi Pemikiran Pembangunan, Islamisasi Ilmu Pengetahuan di Perguruan Tinggi, Reaktualisasi Moralitas Agama (Islam) dalam proses Perubahan Masyarakat, Peranan Pembangunan Institusi Pendidikan terhadap Pembangunan Berteraskan Islam, Islamisasi Pembangunan di Malaysia, Islamisasi Pembangunan di Indonesia, baik dalam perspektif Tauhid maupun perancangan pembangunan.
Poin terpenting yang ditawarkan dalam buku ini adalah usaha pembangunan di kalangan orang Islam mestinya berasaskan kepada nilai-nilai Islam. Nilai Islam itu mestinya terpantul dalam bidang pemikiran pembangunan, bidang pendidikan, ekonomi, sosial atau semua aspek kehidupan manusia. Pendek kata pembangunan itu mestinya berteraskan Islam. Buku ini dapat jadi referensi untuk lebih dekat dalam upaya mengislamkan pembangunan. Buku ini memang literatur yang agak serius tetapi tetap renyah untuk dibaca. Lagi pula, para penulisnya adalah orang punya kompetensi untuk membangun wacana mengislamkan pembangunan.
Perensi: Farid Wajdi
=========
Sumber: Waspada, 21 November 2014
Tag:
,
,