post.png
melawan_korupsi.jpg

Melawan Korupsi Lewat Tulisan

POST DATE | 05 Juli 2017

Judul Buku:     Menggagas Indonesia Tanpa Korupsi
Penulis:    Rangga Satria Harahap, dkk
Editor:    Ibrahim Nainggolan, dkk
Penerbit:     Mocom edia, Juli 2013
Cetakan:    I, Maret 2014
Tebal:     152 halaman
ISBN:    979988841-7

Sejarah Indonesia begitu melekat dengan berbagai kegagalan dalam pemberantasan korupsi. Bahkan anehnya, semakin diberantas, tindak korupsi semakin marak dengan segala variasinya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan tindak pencegahan melalui proses konstruksi, rekontruksi, dan dekonstruksi nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat.

Salah satu bentuk pencegahan adalah melalui melalui pembelajaran di sekolah dan proses regenerasi nilai antikorupsi dari keluarga hingga masyarakat. Mengingat tindakan korupsi tidak dapat dilepaskan dari konstruksi budaya maka menjadi penting untuk melakukan dekonstruksi nilai sejak dini melalui pembelajaran dilembaga pendidikan dan proses regenerasi nilai dari keluarga hingga masyarakat. Intinya perilaku korupsi adalah kejahatan serius yang merugikan semua pihak. Karena itu tidak ada pilihan, korupsi harus selalu dilawan, diperangi!

Melawan Lewat Tulisan

Perang melawan korupsi perlu dilakukan melalui semua jalur dan cara. Tahun 2004, Butet Kartaredjasa bersama Whani Dharmawan dan Lephen Purwaraharja, menggelar Lomba Naskah Monolog Anti-Budaya Korupsi. Ketika itu Butet mengatakan ”Ini cuma langkah kecil, tapi penting.” Demikian pula percikan pemikiran dari para penulis dalam buku “Menggagas Indonesia Tanpa Korupsi”. Tindakan kecil belaka tapi diharapkan dapat memompa semangat bersama melawan korupsi. Para penulis, anak-anak muda dengan orisinalitas pemikirannya, dengan caranya sendiri menunjukkan ide dan gagasannya yang tegas untuk melawan korupsi. Mereka melawan lewat tulisan.

Sekadar mengingatkan, dalam rubrik Catatan Kebudayaan di majalah Horison, November 1972, Mochtar Lubis sudah menulis tentang bagaimana korupsi sudah menjadi budaya di negeri kita. ”Ciri utama kebudayaan korupsi adalah bahwa nilai-nilainya ditentukan oleh uang. Potensinya untuk merusak akhlak dan moral juga di sini,” tulis Mochtar Lubis ketika itu. Kebudayaan korupsi, tambahnya, amat merusak nilai-nilai manusia. Kehormatan, martabat manusia, kesetiaan pada bangsa sekalipun dapat dihancurkan dalam waktu singkat.

Buku berjudul “Menggagas Indonesia Tanpa Korupsi” ini merupakan kumpulan tulisan anak-anak muda (mahasiswa) yang peduli terhadap nasib bangsa yang terjebak pada persoalan korupsi. Buku ini membahas secara luas dan komprehensif tentang korupsi dari sudut pandang berbagai ilmu dan pengalaman. Buku ini, dalam Bab II membicarakan Spiritualisme dan Korupsi, pembaca dimotivasi untuk menjalani hidup tanpa korupsi. Bab II menguraikan tentang Kultur Bangsa dan Korupsi Indonesia. Bab III menyuguhkan Pendidikan dan Korupsi. Bab IV menawarkan gagasan solusi dengan sub bahasan Korupsi dan Solusinya.

Secara keseluruhan isi buku ini dirangkai ke dalam beberapa tema secara terintegrasi, dengan begitu terlihat suara hati dan solusi dari anak-anak muda agar terbebas dari belitan korupsi yang melilit negeri. Semoga bermanfaat!

=========

Sumber: http://harian.analisadaily.com



Tag: , , Analisa

Post Terkait

Komentar